Minggu, 07 Maret 2010

Terlambat untuk jujur

Terlambat Untuk JujurRiriiiisssssssssssss.....heii...hello...auo..uoooo...teriakan tarzan super dasyat membuyarkan lamunanku. Tiba-tiba aja Wina udah berada dihadapan, kamu itu ngelamun atau pingsan sich..?? omelnya sebel,dari tadi dipanggil bengong aja.Ah masa..perasaan dari tadi ndak ada suara apa-apa.Yeee....gimana mo denger kalau raga lo aja yang disini sementara jiwa lo ada di dunia antah berantah..udah ketauan ngelamun aja masih ngeles.ngelamunin apa cihhh..sampe segitunya..??.Udah ah ndak penting,yang penting sekarang ngapain lo pagi-pagi udah nongol dikamarku,ni kan hari libur ??. Yach..kebanyakan ngayal sich jadi lupa dech,hari ini kan kita ada diskusi mingguan,udah gih cepetan mandi ntar telat lagi.Sttt..stt..ris..riris,lo jangan ngayal mulu dong,tuh kakak pemateri lagi nanyain lo tuch.nanyain apaan..??katanya lo ada masalah apa,bisik Wina lagi.cepetan jawab Ris..dia nungguin jawaban lo.Ah..eh..enggg..gak ada masalah kok kak.Spontan peserta diskusi melirik kearah Riris.Wina cuma senyam-senyum melihat Riris yang habis dikerjainnya..hehehe..emang enak dikerjain..makanya jangan ngelamun terus.Diskusi telah usai,Riris sekarang udah kembali berada dikamarnya,ajakan Wina untuk jalan-jalan ke mall ditolaknya mentah-mentah.Pengenya dirumah aja,malas mau ngapa-ngapain.Gara-gara perkataan Edi yang ditemuinya seminggu yang lalu Riris jadi uring-uringan,ngelamun terus.Waktu itu Riris lagi menghadiri kongres mahasiswa se Indonesia di Sulawesi,tanpa sengaja dia ketemu Edi disana.Edi teman seorganisasinya yang berasal dari daerah Rantau Parapat.Dengan logat bataknya yang khas Edi berkata pada Riris,”tega kali la kau Ris sama kawan awak..gara-gara kau si Irwan patah hati,sampai-sampai sakit kuning dia.Kalau kau tak ada hati sama dia janganla kau kasi harapan,kawan awak.Udah kubilang sama dia kalau kau tu udah ada pacar,kawan kita juga..tak mau dengar dia,terakhir patah hati…saketla dia.asal tau kau Ris,dia tu takut kali ma perempuan,tak pernah dia punya cewek,pas jumpa kau itulah dia langsung jatuh cinta”.Perkataan itulah yang sekarang selalu terngiang-ngiang,ah..bodohnya aku gumam Riris perih.mengapa saat itu dia tak mau jujur dengan perasaannya sendiri.mengapa dia enggak ngerti waktu Irwan bilang bahwa dia sedang pd-kt dengan seorang cewek yang berdomisili di medan.Irwan,lelaki itu dikenalnya di Jakarta pada saat ada kegiatan organisasi kampus yang mengharuskannya kesana.Dalam sebuah forum diskusi,Irwan saat itu duduk disampingnya,sambil mendengarkan artis Nurul Arifin yang menjadi pembicara sesekali mereka ngobrol.Semua mengalir begitu aja,sampai kembali ke Medan pun mereka masih tetap berkomunikasi melalui ponsel.Ris masih ingat saat itu setiap hari Irwan selalu menelponnya,pagi,siang,sore,malam selalu aja ada sms yang penuh perhatian darinya.Jujur saat itu Ris punya perasaan yang beda,terlebih lagi hubungannya dengan Andri juga sedang di ujung tanduk.Andri ketauan selingkuh,tapi Ris tak bias memutuskannya karena Andri selalu mengancam akan bunuh diri.Andri yang juga kenal dengan Irwan juga pernah bilang kalau Irwan pernah menelponnya nanyain tentang Riris,tapi Ris tak pernah tanggapi karena dia piker itu hanya cara Andri untuk melarangnya berteman dengan Irwan.hingga akhirnya Irwan benar-benar menghilang,tak ada kabar berita lagi..bahkan dihubungi juga tak pernah dijawab.sekarang kenangan itu hadir lagi..ugh..betapa Riris merindukannya,suaranya,perhatiannya.Saat ini Riris udah sendiri,karena pada kenyataannya Andri berpaling dan pergi denngan pacar barunya.tapi Riris tak merasa begitu sedih,Ris malah senang bias terlepas dari orang seposif Andri.Sekarang yang dihatinya Cuma ada Irwan,entah benar atau tidak apa yang disampaikan Edi,tapi Ris tak bias bohong lagi bahwa sebenarnya dia tlah jatuh hati pada Irwan.Ris meraih hpnya,menekan beberapa angka dan haloo..asalammualaikum,waalaikum salam..jawab Riris gemetar..dengan Irwan ya..?? Iya benar,ini siapa ya?? Ini Riris bang,riris yang dimedan.tut..tut..tuuuuttt.hubungan telpon langsung diputus dari seberang sana.Riris terhenyak.terdiam sebentar dan kembali meraih hpnya.Bagaimanapun juga aku harus mengatakan ini,aku tak perduli dia punya perasaan yang sama atau tidak,aku tak peduli dibilang agresip,aku tak peduli ini terlambat atau tidak,yang pasti aku harus jujur gumam riris dalam hati.selesai mengetikkan sms itupun ia kirim ke Irwan.Selang beberapa menit sms Riris berbalas..”maaf Ris..sebelumnya terima kasih atas kejujuran Riris,sesungguhnya abang juga punya perasaan yang sama,tapi sebaiknya kita lupakan saja semua.Sudah terlambat Ris,besok pagi abang akan menikah dengan perempuan yang telah dijodohkan oleh orang tua abang,walaupun rasa cinta ini begitu dalam..tapi abang tak ingin mengecewakan dan membuat malu keluarga.salam saying..Irwan.Riris menagis sejadi-jadinya,tapi dalam hati dia bersyukur walaupun kisahnya tak berakhir dengan happy ending seperti di sinetron,tapi dia telah jujur,jujur pada hatinya dan jujur pada Irwan yach..walau dia terlambat untuk jujur.

Berharap tuk kembali

Cewek seperti Fania memang tak pantas untuk sakit hati, tapi apa mau dikata semuanya telah terjadi dan takkan ada lagi seorang cowok yang berada didekatnya untuk menjalani hidup bersama-sama. Sungguh kasihan nasibnya, bahkan sahabat-sahabatnya pun merasakan kesedihan yang Nia rasakan. Nia yang biasanya ceria malah jadi pemurung. Seakan-akan kehidupannya sudah ditarik dari muka bumi ini. “Nia, sudahlah biarkanlah semua yang telah terjadi. Buang saja semua itu bersamaan dengan sakit hatimu. Aku rasa semuanya pasti akan berubah. Kamu masih punya kami sahabat-sahabatmu yang selalu setia berada disisimu saat kau butuhkan yang selalu bersama menjalani suka dan duka hidup ini. Reiner hanyalah seorang cowok yang tak bisa bertanggungjawab, segitunya ia meninggalkan kamu dan pergi bersama dengan wanita lain. Apa maksudnya itu.?” Shelly salah satu sahabat Nia terlihat agak marah. “iya aku juga ga senang dengan sikapnya seperti itu, ada apa sich dia?kenapa dia pergi meninggalkan Nia sendiri. Aku ga nyangka aja cowok yang sudah ku kenal selama 3 tahun pacaran dengan sahabatku, aslinya seperti itu. Dasar cowok semuanya sama ga ada yang beda.” Chika lebih ganas dari Shelly “Sudahlah, aku ga mau menungkit hal ini lagi, biarlah semuanya berlalu, yang lalu memang sudah sepantasnya berlalu, sekalipun terasa berat membuang semua kenangan yang pernah terjadi diantara kami terlalu banyak kenangan manis yang kulalui dengannya. Terlalu banyak cerita diantara kami. Dan aku selalu berharap dia bisa bahagia dengan seseorang yang menggantikan posisi aku dihatinya..” “Nia kamu jadi orang terlalu baik banget, orang yang sudah menyakitimu dimaafkan seperti itu, terus kapan kebahagiaan akan ada untukmu?kapan dia datang bersemayam dalam dirimu. Masih banyak orang diluar sana yang mengharapkan cinta dari orang sepertimu karena mereka begitu mencintaimu segenap hati mereka, dan ingin selalu membahagiakan kamu..”Shelly mengelus kepala Nia dengan lembut, tangan-tangan para sahabatnya memegang pundak Nia. “Jangan takut Nia kami selalu bersamamu sampai kapanpun..”Seketika itu juga airmata membasahi wajah cantik Nia. Semua kesedihan yang ia rasakan sudah ditumpahkannya lewat airmata. Nia tak tahu harus seperti apa lagi dalam ia menjalani hidupnya. Nama Reiner seolah-olah takkan pernah hilang dari hatinya, orang yang telah membuatnya bahagia adalah orang yang sudah membuatnya sakit begitu dalam. Sekilas tentang masa lalunya tak sedikit cowok yang patah hati ketika Nia sudah pacaran dengan Reiner. Senior di Kampusnya pun terlihat demikian, siapa lagi kalau bukan Rico seorang mahasiswa teladan. Tapi hanya Reiner seorang yang telah membuat Nia jatuh dalam pelukannya. Kabar tentang Nia pun mulai tersebar di kampus. “Nia, bisa ngobrol sebentar??Sahut Rico.” Nia yang tengah duduk membaca di perpustakaan kala itu langsung menatap Reiner dengan tatapan penuh Tanya. “Iya, mau ngomong apa sama aku?”kata Nia sambil melepas buku bacaan dari tangannya. “Mungkin ini terlalu pribadi, dan kuharap kamu tidak memarahiku” Rico menatap dalam Nia. “Silakan aku tidak akan memarahimu.,”Sahut Nia sambil memandang kembali kearah Rico. “Aku sudah dengar tentang kamu dan Reiner,, aku tahu aku memang tak pernah ada tempat dihatimu tapi aku selalu mencoba untuk bisa memahami keadaanmu dan berharap bisa mengenalmu lebih jauh. Mungkin aku sudah lancang sama kamu, tapi inilah yang kurasakan selama ini. Aku tahu tak sepantasnya aku ngomong ini sama kamu. Tapi sudah dari dulu aku memendam perasaan ini.” “Rico aku sangat berterimakasih padamu karena kamu sudah begitu memahamiku dan berharap bisa membahagiakanku,tapi untuk saat ini aku belum bisa menerima seseorang, aku masih takut akan disakiti untuk kedua kalinya. Aku belum bisa menerima seseorang.” “Ya aku mengerti keputusanmu itu dan karena ku tahu apa yang kaurasakan sekarang. Aku tidak akan memaksamu karena semuanya ada ditanganmu. Aku memang sangat berharap padamu bisa menjalin hubungan denganmu, tapi keputusannya ada ditanganmu. Aku minta maaf karena sudah menganggumu.” “Tak masalah Rico, kamu tidak menggangguku, lagian sudah saatnya aku beranjak dari tempat ini. Kita bisa barengan sampai temapt parker.”Sahut Nia sambil menggantungkan tasnya ditangan kanannya, dan berjalan bersama dengan Rico menuju ke tempat parkit ditanganmu. Aku minta maaf karena sudah menganggumu.” “Tak masalah Rico, kamu tidak menggangguku, lagian sudah saatnya aku beranjak dari tempat ini. Kita bisa barengan sampai temapt parker.”Sahut Nia sambil menggantungkan tasnya ditangan kanannya, dan berjalan bersama dengan Rico menuju ke tempat parkit ditanganmu. Aku minta maaf karena sudah menganggumu.” “Tak masalah Rico, kamu tidak menggangguku, lagian sudah saatnya aku beranjak dari tempat ini. Kita bisa barengan sampai tempat parkir.”Sahut Nia sambil menggantungkan tasnya ditangan kanannya, dan berjalan bersama dengan Rico menuju ke tempat parkir.********************************************** Sekalipun Nia sekarang seorang diri tapi dia tetap semangat dalam menjalani hidup. Berangkat dari rumahnya menuju kampus kebanggaannya ia harus diperhadapkan dengan kenyataan yang ada, didepan matanya seorang Reiner sedang bergandengan dengan pacar barunya seorang cewek yang tak kalah cantik dengan Nia berpenampilan bak seorang model, membuat hati Nia begitu sakit, cemburu membara didalam hati walaupun dia sudah tidak memiki hubungan dengan mantan pacarnya. Sungguh menyakitkan berpapasan dengan mantan pacar yang menggandeng pasangan baru. Nia merasa tak pernah melakukan kesalahan yang begitu besar sampai dia harus menerima sesuatu yang paling berat dalam hidupnya yaitu putus dari sang pacar. Dia juga tak menyangka secepat itu Reiner melupakannya dan mencari penggantinya, secepat itu pula kenangan mereka berdua harus memudar tak tahu untuk sementara atau selama-lamanya. Reiner menatap Nia yang kini berpapasan dengannya. Nia tak kuasa menahan airmatanya “Nia, “sahut Reiner berhenti sejenak menatap Nia yang kusut terlihat penuh beban..Nia tak bicara apa-apa, tapi cewek yang berada disamping Reiner berkata dengan kasarnya. “Sayang siapa sich cewek ini, kamu kenal sama cewek jelek ini, cara berpakaiannya kuno banget. Ga ada yang lebih baik lagi mau dijadiin teman, teman-teman di agency ku cantik-cantik dan terkenal, kamu bisa kenalan sama mereka dan jadi teman mereka. Gimana bisa khan??dari pada cewek kayak dia.”“Kupikir dia temanku yang lama tapi ternyata aku salah..”kaya Reiner sengaja dibuat-buat..Mendengar kata-kata cewek tersebut, dan mantan pacarnya, airmata yang ditahan Nia akhirnya jatuh juga tak tertahankan. “Aku benci kamu Reiner..”Sahut Nia sambil lari meninggalkan mereka berdua. Reiner seakan-akan ingin memanggil kembali Nia tapi tak dilakukannya karena seseorang mencegatnya, tak lain pacarnya yang sekarang. Sungguh sangat disayangkan, Nia cewek cantik yang baik hati diperlakukan seperti ini oleh seseorang yang sudah lama dikenalinya dan pernah menjadi bagian hidupnya. Sungguh penderitaannya memang besar. Sahabat-sahabat Nia pun harus mengetahui apa yang terjadi pada sahabat terkasih mereka Fania. Perasaan marah melanda hati mereka, mereka tak kuasa melihat sahabat mereka diperlakukan seperti itu oleh mantan kekasih hatinya. “Nia kenapa kamu hanya tinggal diam saat diperlakukan seperti itu? Harga dirimu diinjak-injak, bisa ga dia ngomong sama pacar barunya untuk diam, atau perlu diberi lakban mulutnya?cewek dari dunia mana sich dia.”Sahut Chika sambil menatap kearah Nia. “Aku tak tahu, selama aku berhubungan dengan Reiner tak pernah ada orang yang menjadi penghalang kami, aku baru melihatnya dan aku baru merasakan sakitnya hatiku. “ “Kami tahu apa yang kamu alami Nia, kami tahu tak secepat itu melupakan orang yang pernah mengisi hatimu. Tapi kamu harus tegar dan harus bisa melepaskan dia dari kehidupanmu.” “Reiner telah melakukan kesalahan yang besar dalam hidupnya. Dia pasti akan menerimanya kelak.” Seseorang menghampiri mereka, yang tak lain seorang Rico “Nia aku…” Belum sempat berkata apa-apa..Nia langsung memeluk Rico entah karena terlalu sakit hati sama mantan pacarnya atau apa, Nia memeluk Rico, dan dibalas dengan pelukan semua sahabatnya terkejut melihat tindakan Nia barusan. “Dari tempat mereka bersama terlihat seseorang berlari menghampiri mereka. Wajah yang taka sing lagi bagi mereka. Siapa lagi kalau bukan Reiner mantan pacarnya Nia. “Kenapa lagi kamu kemari Reiner..ga henti-hentinya nyakitin Nia..”Sahut Chika. Seketika itu juga Nia sadar dalam pelukannya dengan Rico dan melepaskan diri, ditatapnya Reiner yang kini berada didepannya. “Ngapain kamu kesini Rei..Ngapain lagi kamu mencariku setelah sekian lama kamu menyakitiku..”Suara Nia terdengar begitu keras. “Aku mencari Rico bukan mencarimu.”Sahut Rei membela diri dari pertanyaan Nia “Iya Rei, ada perlu apa kamu mencariku?”Kata Rico dan kemudian disambung Nia “Oh ya, aku harus pergi..”Nia melangkahkan kaki meninggalkan mereka..tapi langsung dikejar Reiner. “Aku mencarimu Nia..”Kata Reiner sambil berlari mendekati dan menggenggam erat tangan Nia..Nia menatapnya penuh tanya. “Aku tak ingin melepasmu lagi, aku ingin bersamamu lagi…”sahut Reiner datar “Pantaskah kamu berkata begini padaku yang sudah kausakiti?pantaskah pernyataan itu diutarakan padaku lagi?pantaskah kita bersama lagi?pantaskah orang sepertimu masuk kedalam hatiku yang sudah hancur karena namamu? Dan pantaskah aku menerimamu?” “Nia beri aku kesempatan sekali lagi dalam hidupku, aku tahu aku memang salah, ini bukan mauku Nia, ini hanyalah keinginan Ibuku, aku harus menikahi Sheril untuk kemajuan perusahaan kami, ..”Reiner terdiam sebentar “aku yakin kalau kamu pasti bisa mengerti aku..dalam hatiku hanya ada namamu, aku tersakiti dengan keadaanku yang seperti ini, berpura-pura melupakan orang yang sangat kucintai yang selalu hadir dalam pikiranku, berpura-pura dengan perasaanku, aku tahu aku salah telah meninggalkanmu tanpa sebab..Aku ingin kita kembali seperti dulu menjalani hari-hari kita sebelumnya. Aku saying kamu Nia…” “Tak ada guna lagi mengharapmu kembali setelah apa yang kauperbuat padaku, aku tak bisa bertahan denganmu yang berubah seperti ini. Sekalipun cintaku begitu dalam padamu, aku mecoba untuk mengubur semuanya.Menggali begitu dalam lobang yang akan mengubur semua kenangan yang pernah terjadi diantara kita, jalinan kasih antara kita sudah lama berakhir dan tak’kan pernah kembali lagi seperti dulu, Maafkan aku karena hanya ini yang bisa kukatakan padamu, dalam hatiku tak ada lagi namamu, kini dan selamanya…” Nia dengan berat hati berjalan menjauhi Reiner, melangkah tapi pasti dengan perlahan-lahan melepaskan genggaman tangannya, mencoba tetap tegar tapi airmata terlalu deras berdesak-desakan untuk keluar membasahi wajahnya. (Tiada guna lagi mengharapmu untuk kumiliki, tak’kan ada lagi kesempatanku untuk kembali, gemuruh cintaku segenggam maafku takkan mungkin bisa menggantikan salahku, bagaimana lagi bila itu yang harus terjadi, dengan besar hati kuterima semua ini, kau buat diriku terbunuh cintamu apalah dayaku ini memang salahku…..OOOOhhhh,,,,akankah terulang kembali masa-masa kita yang dulu ada…ooohhhh kuakui memang kusalah tak berada didekatmu disaat kau rindu)..The End

Ketika Cinta Berbuah Surga

Di tanah Kurdistan , ada seorang raja yang adil dan shalih. Dia

memiliki seorang anak laki-laki yang tampan, cerdas, dan pemberani.

Saat-saat paling menyenangkan bagi sang raja adalah ketika dia

mengajari anaknya itu membaca Al-Quran. Sang raja juga menceritakan

kepadanya kisah-kisah kepahlawanan para panglima dan tentaranya di

medan pertempuran. Anak raja yang bernama Said itu, sangat gembira

mendengar penuturan kisah ayahnya. Si kecil Said akan merasa jengkel

jika di tengah-tengah ayahnya bercerita, tiba-tiba ada orang yang

memutuskannya.



Terkadang, ketika sedang asyik mendengarkan cerita ayahnya tiba-tiba

pengawal masuk dan memberitahukan ada tamu penting yang harus ditemui

oleh raja. Sang raja tahu apa yang dirasakan anaknya.
Maka, dia memberi nasihat kepada anaknya, “Said, Anakku, sudah saatnya kamu mencari teman sejati yang
setia dalam suka dan duka. Seorang teman baik, yang akan membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang
bisa kau ajak bercinta untuk surga.”
Said tersentak mendengar perkataan ayahnya.
“Apa maksud Ayah dengan teman yang bisa diajak bercinta untuk surga?” tanyanya dengan nada
penasaran.
“Dia adalah teman sejati yang benar-benar mau berteman denganmu, bukan karena derajatmu, tatapi karena
kemurnian cinta itu sendiri, yang tercipta dari keikhlasan hati. Dia mencintaiumu karena Allah. Dan Dengan dasar itu kau
pun bisa mencintainya dengan penuh keikhlasan karena Allah. Kekuatan cinta kalian akan melahirkan kekuaan dahsyat
yang membawa manfaat dan kebaikan. Kekuatan cinta itu juga akan bersinar dan membawa kalian masuk surga.”
“Bagaimana cara mencari teman seperti itu, Ayah?” tanya Said.
Sang raja menjawab, “Kamu harus menguji orang yang hendak kau jadikan teman. Ada sebuah cara menarik
untuk menguji mereka. Undanglah siapapun yang kau anggap cocok menjadi temanmu untuk makan pagi di sini, di
rumah kita. Jika sudah sampai di sini, ulurlah dan perlamalah waktu penyajian makanan. Biarkan mereka semakin lapar.
Lihatlah kemudian apa yang mereka perbuat. Saat itu, rebuslah tiga buitr telur. Jika dia tetap bersabar, hidangkanlah tiga
telur itu kepadanya. Lihatlah, apa yang kemudian mereka perbuat! Itu cara yang paling mudah bagimu. Syukur jika kau
bisa mengetahui perilakunya lebih dari itu.”
Said sangat gembira mendengar nasihat ayahnya. Dia pun mempraktekkan cara mencari teman sejati yang cukup aneh
itu. Mula-mula ia mengundang anak-anak para pembesar kerajaan satu per satu. Sebagian besar dari mereka marahmarah
karena hidangnya tidak keluar-keluar. Bahkan, ada yang pulang tanpa pamit dengan hati kesal, ada yang
memukul-mukul meja, ada yang melontarkan kata-kata tidak terpuji, memaki-maki karena terlalu lama menunggu
hidangan.
Diantara teman anak raja itu, ada seorang bernama Adil. Dia anak seorang menteri. Said melihat sepertinya Adil anak
yang baik hati dan setia. Maka dia ingin mengujinya. Diundanglah Adil untuk makan pagi. Adil memang menunggu
keluarnya hidangan dengan setia. Setelah dirasa cukup, Said mengeluarkan sebuah piring berisi tiga telur rebus.
Melihat itu, Adil berkata keras, “Hanya ini sarapan kita? Ini tidak cukup mengisi perutku!”
Adil tidak mau menyentuh telur itu. Dia pergi begitu saja meniggalkan Said sendirian. Said diam. Dia tidak perlu meminta
maaf kepada Adil karena meremehkan makanan yang telah dia rebus dengan kedua tangannya. Dia mengerti bahwa
Adil tidak lapang dada dan tidak cocok untuk menjadi teman sejati.
Hari berikutnya, dia mengundang anak seorang saudagar terkaya. Tentu saja anak saudagar itu sangat senang
mendapat undangan makan pagi dari anak raja. Malam harinya, sengaja ia tidak makan dan melaparkan perutnya agar
paginya bisa makan sebanyak mungkin. Dia membayangkan makanan anak raja pasti enak dan lezat.
Pagi-pagi sekali, anak saudagar kaya itu telah datang menemui Said. Seperti anak-anak sebelumnya, dia menunggu
waktu yang lama sampai makanan keluar. Akhirnya, Said membawa piring dengan tiga telur rebus di atasnya.
“Ini makanannya, saya ke dalam dulu mengambil air minum.” Kata Said seraya meletakkkan piring itu di
atas meja.
http://www.ash-shaff.org - Ash Shaff Powered by Mambo Generated: 12 June, 2007, 08:06
Lalu, Said masuk kedalam. Tanpa menunggu lagi, anak saudagar itu langsung malahap satu persatu telur itu. Tidak
lama kemudian, Said keluar membawa dua gelas air putih. Dia melihat ke arah meja ternyata tiga telur itu telah lenyap.
Ia kaget.
“Mana telurnya?” tanya Said pada anak saudagar.
“Telah aku makan.”
“Semuanya?”
“Ya, habis aku lapar sekali.”
Melihat hal itu Said langsung tahu bahwa anak saudagar itu juga tidak bisa dijadikan teman setia. Dia tidak setia. Tidak
bisa merasakan suka dan duka bersama. Sesungguhnya, Said juga belum makan apa-apa.
Said merasa jengkel kapada anak-anak di sekitar istana. Mereka semua mementingkan diri sendiri. Tidak setia kawan.
Tidak bisa merasakan suka dan duka bersama. Akhirnya, Said meminta izin kepada ayahnya untuk pergi mencari teman
sejati.
****
Akhirnya, Said berpikir untuk mencari teman di luar istana. Kemudian, mulailah Said berpetualang melewati hutan,
ladang, sawah, dan kampung-kampung untuk mencari seorang teman yang baik.
Sampai akhirnya, di suatu hari yang cerah, dia bertemu dengan anak seorang pencari kayu yang berpakaian sederhana.
Anak itu sedang memanggul kayu bakar. Said mengikutinya diam-diam sampai anak itu tiba di gubuknya. Rumah dan
pakaian anak itu menunjukkan bahwa dia sangat miskin. Namun, wajah dan sinar matanya memancarkan tanda
kecerdasan dan kebaikan hati. Anak itu mengambil air wudhu, lalu shalat dua rakaat. Said memerhatikannya dari balik
rumpun pepohonan.
Selesai salat, Said datang dan menyapa, “Kawan, kenalkan namaku Said. Kalau boleh tahu, namamu siapa? Kau
tadi shalat apa?”
“Namaku Abdullah. Tadi itu shalat dhuha.”
Lalu, Said meminta anak itu agar bersedia bermain dengannya dan menjadi temannya.
Namun, Abdullah menjawab, “Kukira kita tidak cocok menjadi teman. Kau anak orang kaya, malah mungkin anak
bangsawan. Sedangkan aku, anak miskin. Anak seorang pencari kayu bakar.”
Said menyahut, “Tidak baik kau mengatakan begitu. Mengapa kau membeda-bedakan orang? Kita semua adalah
hamba Allah. Semuanya sama, hanya takwa yang membuat orang mulia di sisi Allah. Apa aku kelihatan seperti anak
yang jahat sehingga kau tidak mau berteman denganku? Kau nanti bisa menilai, apakah aku cocok atau tidak menjadi
temanmu.”
“Baiklah kalau begitu, kita berteman. Akan tetapi, dengan syarat hak dan kewajiban kita sama, sebagai teman
yang seia-sekata.”
Said menyepakati syarat yag diajukkan oleh anak pencari kayu itu. Sejak hari itu, mereka bermain bersama; pergi ke
hutan bersama ,memancing bersama, dan berburu kelinci bersama. Anak tukang kayu itu mengajarinya berenang di
sungai, menggunakan panah dan memanjat pohon di hutan. Said sangat gembira sekali berteman dengan anak yang
cerdas, rendah hati, lapang dada dan setia. Akhirnya, dia kembali ke istana dengan hati gembira.
Hari berikutnya, anak raja itu berjumpa lagi dengan teman barunya. Anak pencari kayu itu langsung mengajaknya makan
di gubuknya. Dalam hati, Said merasa kalah, sebab sebelum dia mengundang makan, dia telah diundang makan.
Di dalam gubuk itu, mereka makan seadanya, sepotong roti, garam, dan air putih. Namun, Said makan dengan sangat
lahap. Ingin sekali rasanya dia minta tambah kalau tidak mengingat, siapa tahu anak pencari kayu ini sedang
mengujinya. Oleh karena itu, Said merasa cukup dengan apa yang diberikan kepadanya.
Selesai makan, Said mengucapkan hamdalah dan tersenyum. Setelah itu, mereka kembali bermain. Said banyak
menemukan hal-hal baru di hutan, yang tidak dia dapatkan di dalam istana. Oleh temannya itu dia diajari untuk
mengenali dan membedakan jenis dedaunan dan buah-buahan di hutan; antara daun dan buah yang bisa dimakan,
yang bisa dijadikan obat, serta yang beracun.
“Dengan mengenal jenis buah dan dedaunan di hutan secara baik, kita tidak akan repot jika suatu kali tersesat.
Persediaan makanan ada di sekitar kita. Inilah keagungan Allah!” kata anak pencari kayu.
Seketika itu, Said tahu bahwa ilmu tidak hanya dia dapat dari madrasah seperti yang ada di ibukota kerajaan ilmu ada di
http://www.ash-shaff.org - Ash Shaff Powered by Mambo Generated: 12 June, 2007, 08:06
mana-mana. Bahkan, di hutan sekalipun. Hari itu, Said banyak mendapatkan pengalaman berharga.
Ketika matahari sudah condong ke Barat, Said berpamitan kepada sahabatnya itu untuk pulang. Tidak lupa, Said
mengundangnya makan di rumahnya besok pagi. Lalu, dia memberikan secarik kertas pada temannya itu.
“Pergilah ke ibu kota , berikan kertas ini kepada tentara yang kau temui di sana . Dia akan mengantarkanmu ke
rumahku,” kata Said sambil tersenyum.
“Insya Alloh aku akan datang.” Jawab anak pencari kayu itu.
*****
Pagi harinya, anak pencari kayu sampai juga di istana. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Said adalah anak raja.
Mulanya, dia ragu untuk masuk istana. Akan tetapi, jika mengingat kebaikan dan kerendahan hati Said selama ini, dia
berani masuk juga.
Said menyambutnya dengan hangat dan senyum gembira. Seperti anak-anak sebelumnya yang telah hadir di ruang
makan itu. Said pun menguji temannya ini. Dia membiarkannya menunggu lama sekali. Namun, anak pencari kayu itu
sudah terbiasa lapar. Bahkan, dia pernah tidak makan selama tiga hari. Atau, terkadang makan daun-daun mentah saja.
Dia hanya berpikir, seandainya semua anak bangsawan bisa sebaik anak raja ini, tentu dunia akan tentram.
Selama ini, dia mendengar bahwa anak-anak pembesar kerajaan senang hura-hura. Namun, dia menemukan seorang
anak raja yang santun dan shalih.
Akhirnya, tiga butir telur masak pun dihidangkan. Said mempersilahkan temannya untuk memulai makan. Anak pencari
kayu bakar itu mengambil satu. Lalu, dia mengupas kulitnya pelan-pelan. Sementara Said mengupas dengan cepat dan
menyantapnya. Lalu dengan sengaja Said mengambil yang ketiga, mengupasnya dengan cepat dan melahapnya.
Temannya selesai mengupas telur. Said ingin melihat apa yang akan dilakukan temannya dengan sebitur telur itu,
apakah akan dimakannya sendiri atau….?
Anak miskin itu mengambil pisau yang ada di dekat situ. Lalu, dia membelah telur itu jadi dua. Yang satu dia pegang dan
yang satunya lagi, dia berikan kepada Said. Tidak ayal lagi, Said menangis terharu.
Lalu Said pun memeluk anak pencari kayu bakar itu erat-erat seraya berkata. “Engkau teman sejatiku! Engkau
teman sejatiku! Engkau temanku masuk surga.”
Sejak itu, keduanya berteman dan bersahabat dengan sangat akrab. Persahabatan meraka melebihi saudara kandung.
Mereka saling mencintai dan saling menghormati karena Alloh swt.
Karena kekuatan cinta itu mereka bahkan sempat bertahun-tahun mengembara bersama untuk belajar dan berguru
kepada para ulama yang tersebar di Turki, di Syiria, di Irak, di Mesir dan di Yaman.
Setelah berganti bulan dan tahun, akhirnya keduanya tumbuh dewasa. Raja yang adil, ayah Said meninggal dunia.
Akhirnya, Said diangkat menjadi raja untuk menggantikan ayahnya. Menteri yang pertama kali dia pilih adalah Abdullah,
anak pencari kayu itu. Abdullah pun benar-benar menjadi teman seperjuangan dan penasihat raja yang tiada duanya.
Meskipun telah menjadi raja dan menteri, keduanya masih sering malakukan shalat tahajud dan membaca Al-Quran
bersama. Kecerdasaan dan kematangan jiwa keduanya mampu membawa kerajaan itu maju, makmur, dan jaya.---
baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.---

Dikutip dari sebuah karya Habiburrahman El Shirazy